Kamis, 21 April 2011

KESENDIRIAN BUKAN BERARTI TANPA NILAI

Terlalu picik kalau gue berpikiran, dunia gak adil buat gue. Terlalu dangkal kalau gue bilang ini semua udah takdir.
Gue sadar keadaan gue sekarang seperti apa. Gue sadar apa yang tengah gue jalani saat ini.
  Hidup itu cuma tentang pilihan. Kita masih bisa bernafas sampai detik ini itu juga sudah merupakan sebuah pilihan.
Gak sedikit mereka yang memutuskan pilihan untuk menghentikan nafasnya hanya karena satu paragraf cerita hidupnya mereka anggap gagal, ironis.
Banyak orang hebat didunia ini yang justru hidup dalam kesendirian. Mereka bisa berada ditengah-tengah kita pada saat ini karena mereka sudah membuat sejarah atas nama mereka.
Ilmuwan-ilmuwan sukses yang berhasil mengembangkan penemuannya, mereka banyak menghabiskan waktu dalam kesendirian untuk fokus, Mereka pada saat itu mungkin berpikir, apa yang mereka kerjakan menguntungkan buat diri mereka.
Mereka mencari cara mempermudah hidup mereka. Mungkin tanpa mereka sadari mereka sudah merubah dunia selama beberapa tahun kedepan.
Mereka manusia, sama seperti kita. artinya Tuhan sangat adil dalam menciptakan makhluknya.
Kita gak harus membuat sesuatu yang wah. Gak perlu membuat dunia tercengang.

ada satu kutipan yg pernah gue baca, tapi lupa dari mana.

"waktu gue kecil, gue berpikir bagaimana cara mengubah dunia.
ketika umur gue bertambah dan gue mulai sadar mengubah dunia itu sulit, gue memutuskan untuk mengubah negara gue.
Ketika gue beranjak dewasa, gue mulai sadar, gak gampang mengubah suatu negara, dan akhirnya gue memutuskan untuk mencoba mengubah kota gue.
Ketika gue memasuki fase dewasa, gue sadar mengubah kota itu gak gampang. akhirnya gue memutuskan untuk mengubah keluarga gue, dan ternyata itu juga sulit.
dan ketika tubuh gue bertambah renta, gue mulai berpikir, 
kenapa gak dari awal gue coba untuk merubah diri gue dulu, kalau gue bisa memaksimalkan potensi yang gue punya, mungkin ga akan sulit gue mengurus keluarga. atau bahkan gue bisa berguna buat kota gue, dan akan berdampak lebih luas demi kebaikan bangsa dan negara gue. Lebih jauh dari itu mungkin gue bisa mengubah dunia."

ternyata kesendirian bukan berarti kita gak punya nilai, atau ga ada artinya. justru kalo kita tau, bisa apa kita? punya apa kita? siapa kita?
mungkin kita bisa jadi telur emas diantara telur ayam biasa yang lain.
dan buat gue pribadi, gue gak menyesali pilihan gue untuk sendiri.
disamping gue bisa lebih fokus sama diri gue sendiri dan terus melakukan perbaikan diri, gue juga bisa seenggaknya sedikit berguna buat teman-teman gue. minimal bisa mendengar mereka disaat mereka butuh pendengar. minimal munculin lesung pipi mereka disaat wajahnya tertekuk.
minimal bisa bantu doa kalo mereka mau menghadapi kegiatan.
minimal bantu mereka kasih komentar soal gebetan/kecengannya.

ga ada yg lebih berharga selain orang yang memilih dalam kesendirian, untuk berbuat banyak demi orang lain, yang pada akhirnya dia akan terus hidup di hati setiap orang yang tau siapa dia.
dengan sendirinya kesendiriannya akan hilang, karena dia sudah berhasil bersama hati para teman, sahabat dan orang-orang terbaik dalam hidupnya.

Senin, 24 Januari 2011

INI MIMPI, ATAU BERKUTAT

seringnya pikiran gue penuh dengan hal manis masa lalu
entah ini hanya berkutat, atau sebenarnya  pengharapan gue di masa mendatang?
memori tentang senyum, canda tawa khas, sampai detail makanan terus menerus nyerang waktu kosong gue
salah kalo gue anggap itu semua yang terbaik yang pernah gue dapet?
salah kalo gue anggap itu percintaan terbaik sepanjang cerita hidup gue?
tapi emang bener salah klo gue jadiin itu kilometer terakhir hidup gue
gue yakin Tuhan cukup adil dalam pembuatan skenario hidup makhluk-Nya
tugas gue sekarang? ya mungkin cuma jadi pemandu mereka cari yang terbaik buat hidupnya
apa mungkin Tuhan mau gue lebih banyak tau dulu, untuk hadapi skenario yg lebih besar lagi?
yang jelas segala hal manis masa lalu itu bakal jadi patokan gue untuk bisa mendapatkan hal yang jauh lebih manis lagi dimasa mendatang
gue rasa itu pilihan yang paling adil buat gue

Selasa, 18 Januari 2011

UNKNOWN CHAPTER I

ya itu dia, dia berdiri disana, terdiam, sendiri, tersenyum melihat teman-temannya yang sedang asik bermain sesaat sampai di sebuah vila ditengah hamparan kebun teh. Saya telah memperhatikannya jauh sebelum sampai disana, di dalam bis saya bertanya kepada diri saya, "siapa dia?". jawaban itu tak kunjung datang, karena pertanyaannya hanya di hati saya saja. 

semua keluar di sore hari, nikmati sejuknya udara, berbalut jaket tebal dan syal, serta topi dan sarung tangan. semua bercanda, berlarian, foto bersama, saya? hanya duduk disebuah warung kopi kecil bersama beberapa teman untuk sekedar mengeluh soal dinginnya udara sambil menyeruput secangkir kopi panas. saya tidak melihat dia saat itu disana. hanya terdengar suara teriakan beberapa wanita yang meneriaki namanya agar ikut keluar bermain bersama. "hey ....., ayo kesini". dan saat itu saya tau namanya.

malam datang, dingin nya udara makin tidak wajar, badan ku yang kurus tak kuat menahan. tulang serasa ngilu, kaku. tapi sesampainya di ruang utama vila para pengajar, suasana hangat yang ada disana. malam itu, kita akan melakukan pengajian, dan sekedar mentoring yang ditutup oleh acara makan malam bersama. malam itu, saya lihat dia, duduk manis, dengan senyumnya yang manis pula. rasanya aku bisa tidur telanjang diluar sana karena senyumnya bisa mencairkan es yang beku sekalipun. aku panggil namanya, tapi hanya di hati saja.

dini hari, kami bangun bergegas menuju ruang utama, kami akan melaksanakan sholat subuh berjamaah. usai sholat saya mengintip keluar dan saya cuma melihat putihnya kabut tebal. kami pun kembali ke villa masing-masing untuk bersiap. saya berjalan tepat dibelakang dia. berharap dia menoleh dan tersenyum, tapi tidak terjadi sampai dia masuk dan menutup pintu. saya bergegas menuju vila saya.

semua berkumpul sesuai dengan kelompoknya. saya dibarisan para calon pengurus organisasi seni. dia? oh ternyata dia perwakilan kelas, calon pengurus osis. setelah pembagian kelompok, kami dipencar ke beberapa pos, yang nantinya akan berputar hingga kembali lagi ke pos awal. usai itu, kami beristirahat di pos akhir, saya lihat dia sedang menaiki jembatan tali, saya hanya bisa berpikir, kalau saja saya superman, saya akan terbang dan menuntun dia menyebrangi jembatan tali itu.

sore harinya kami kembali melakukan kegiatan di jam bebas. kembali bermain atau sekedar berkeliling kebun teh. kemudian seorang sahabat memanggil saya. ternyata sahabat wanita saya sedang foto bersama dia, dan saya diajak untuk ikut foto bersama. saya berdiri ditengah mereka. serasa ada tangan yang bersandar dipundak sebelah kanan saya, saya tetap jaga pose. sampai akhitnya selesai difoto saya lihat, ya tuhan dia bersandar dipundak saya.

mungkin itu hal biasa, tapi buat saya sangat luar biasa. 

malam harinya kami bermain di ruang utama. sebuah permainan kecil untuk mendekatkan kami semua. banyak tawa disana, saya melihat dia, kemudian saya lemparkan senyum kepadanya, dan dia membalasnya, ini nyata bukan hanya di hati saja.

paginya kami melakukan kegiatan terakhir, sama seperti hari kemarin hanya saja ada beberapa kegiatan yang berbeda. setelah bermandi lumpur, kami semua nampak serupa. akhirnya kami bersiap untuk kembali kerumah.

perjalanan yang jauh untuk sampai ke parkiran bis. para wanita menaiki truk sedang, untuk sampai kesana. saya dan beberapa teman mencoba untuk berjalan kaki kesana, belum sampai di sana hujan mulai turun, kami semua panik, dan berlarian menuju bis. sampai akhirnya kami kebasahan dan kedinginan. saya segera mengganti baju dan memakai jaket. beberapa lama kemudian, beberapa teman saya sibuk berfoto, bermaik kartu, saya hanya duduk. kedinginan. saya mencoba melihat kearah depan dia sedang duduk disana, dan dia sendiri duduk disana. saya bergegas menghampirinya, dan perkenalan formil baru terjadi disana. kita saling bicara, tukar cerita, tertawa, sampai akhirnya saya merasa makin nyaman ada disampingnya. mungkin karena pengaruh kehujanan tadi, saya mulai lelah dan mengantuk, tanpa terasa saya tertidur dan bersandar dipundak sebelah kanannya. dia tidak merasa risih, dan itu membuat saya semakin nyaman. ini bukan mimpi, bukan dihati, ini nyata.