Senin, 24 Januari 2011

INI MIMPI, ATAU BERKUTAT

seringnya pikiran gue penuh dengan hal manis masa lalu
entah ini hanya berkutat, atau sebenarnya  pengharapan gue di masa mendatang?
memori tentang senyum, canda tawa khas, sampai detail makanan terus menerus nyerang waktu kosong gue
salah kalo gue anggap itu semua yang terbaik yang pernah gue dapet?
salah kalo gue anggap itu percintaan terbaik sepanjang cerita hidup gue?
tapi emang bener salah klo gue jadiin itu kilometer terakhir hidup gue
gue yakin Tuhan cukup adil dalam pembuatan skenario hidup makhluk-Nya
tugas gue sekarang? ya mungkin cuma jadi pemandu mereka cari yang terbaik buat hidupnya
apa mungkin Tuhan mau gue lebih banyak tau dulu, untuk hadapi skenario yg lebih besar lagi?
yang jelas segala hal manis masa lalu itu bakal jadi patokan gue untuk bisa mendapatkan hal yang jauh lebih manis lagi dimasa mendatang
gue rasa itu pilihan yang paling adil buat gue

Selasa, 18 Januari 2011

UNKNOWN CHAPTER I

ya itu dia, dia berdiri disana, terdiam, sendiri, tersenyum melihat teman-temannya yang sedang asik bermain sesaat sampai di sebuah vila ditengah hamparan kebun teh. Saya telah memperhatikannya jauh sebelum sampai disana, di dalam bis saya bertanya kepada diri saya, "siapa dia?". jawaban itu tak kunjung datang, karena pertanyaannya hanya di hati saya saja. 

semua keluar di sore hari, nikmati sejuknya udara, berbalut jaket tebal dan syal, serta topi dan sarung tangan. semua bercanda, berlarian, foto bersama, saya? hanya duduk disebuah warung kopi kecil bersama beberapa teman untuk sekedar mengeluh soal dinginnya udara sambil menyeruput secangkir kopi panas. saya tidak melihat dia saat itu disana. hanya terdengar suara teriakan beberapa wanita yang meneriaki namanya agar ikut keluar bermain bersama. "hey ....., ayo kesini". dan saat itu saya tau namanya.

malam datang, dingin nya udara makin tidak wajar, badan ku yang kurus tak kuat menahan. tulang serasa ngilu, kaku. tapi sesampainya di ruang utama vila para pengajar, suasana hangat yang ada disana. malam itu, kita akan melakukan pengajian, dan sekedar mentoring yang ditutup oleh acara makan malam bersama. malam itu, saya lihat dia, duduk manis, dengan senyumnya yang manis pula. rasanya aku bisa tidur telanjang diluar sana karena senyumnya bisa mencairkan es yang beku sekalipun. aku panggil namanya, tapi hanya di hati saja.

dini hari, kami bangun bergegas menuju ruang utama, kami akan melaksanakan sholat subuh berjamaah. usai sholat saya mengintip keluar dan saya cuma melihat putihnya kabut tebal. kami pun kembali ke villa masing-masing untuk bersiap. saya berjalan tepat dibelakang dia. berharap dia menoleh dan tersenyum, tapi tidak terjadi sampai dia masuk dan menutup pintu. saya bergegas menuju vila saya.

semua berkumpul sesuai dengan kelompoknya. saya dibarisan para calon pengurus organisasi seni. dia? oh ternyata dia perwakilan kelas, calon pengurus osis. setelah pembagian kelompok, kami dipencar ke beberapa pos, yang nantinya akan berputar hingga kembali lagi ke pos awal. usai itu, kami beristirahat di pos akhir, saya lihat dia sedang menaiki jembatan tali, saya hanya bisa berpikir, kalau saja saya superman, saya akan terbang dan menuntun dia menyebrangi jembatan tali itu.

sore harinya kami kembali melakukan kegiatan di jam bebas. kembali bermain atau sekedar berkeliling kebun teh. kemudian seorang sahabat memanggil saya. ternyata sahabat wanita saya sedang foto bersama dia, dan saya diajak untuk ikut foto bersama. saya berdiri ditengah mereka. serasa ada tangan yang bersandar dipundak sebelah kanan saya, saya tetap jaga pose. sampai akhitnya selesai difoto saya lihat, ya tuhan dia bersandar dipundak saya.

mungkin itu hal biasa, tapi buat saya sangat luar biasa. 

malam harinya kami bermain di ruang utama. sebuah permainan kecil untuk mendekatkan kami semua. banyak tawa disana, saya melihat dia, kemudian saya lemparkan senyum kepadanya, dan dia membalasnya, ini nyata bukan hanya di hati saja.

paginya kami melakukan kegiatan terakhir, sama seperti hari kemarin hanya saja ada beberapa kegiatan yang berbeda. setelah bermandi lumpur, kami semua nampak serupa. akhirnya kami bersiap untuk kembali kerumah.

perjalanan yang jauh untuk sampai ke parkiran bis. para wanita menaiki truk sedang, untuk sampai kesana. saya dan beberapa teman mencoba untuk berjalan kaki kesana, belum sampai di sana hujan mulai turun, kami semua panik, dan berlarian menuju bis. sampai akhirnya kami kebasahan dan kedinginan. saya segera mengganti baju dan memakai jaket. beberapa lama kemudian, beberapa teman saya sibuk berfoto, bermaik kartu, saya hanya duduk. kedinginan. saya mencoba melihat kearah depan dia sedang duduk disana, dan dia sendiri duduk disana. saya bergegas menghampirinya, dan perkenalan formil baru terjadi disana. kita saling bicara, tukar cerita, tertawa, sampai akhirnya saya merasa makin nyaman ada disampingnya. mungkin karena pengaruh kehujanan tadi, saya mulai lelah dan mengantuk, tanpa terasa saya tertidur dan bersandar dipundak sebelah kanannya. dia tidak merasa risih, dan itu membuat saya semakin nyaman. ini bukan mimpi, bukan dihati, ini nyata.